Kamis, 19 September 2024

Topeng Cirebon; Mengenal Budaya Yang Sangat Filosofis

Topeng Cirebon; Mengenal Budaya Yang Sangat Filosofis


Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Topeng Cirebon; Mengenal Budaya Yang Sangat Filosofis

Cirebon, Kota yang kaya akan budaya, kaya akan peninggalan situs-situs kuno jaman Kerajaan. Kota yang terkenal sebagai Kota Wali ini kaya akan kebudayaan peninggalan pendahulu-pendahulunya. Salah satu peninggalan kebudayaan yang terkenal dari kota ini adalah Tari Topeng Cirebon. Pada masanya tari topeng Cirebon ini sebagai media hiduran bagi abdi dalem(warga) kerjaan/keraton. Tarian ini muncul pada abad sekitar 10-16 Masehi dan seiring berjalannya waktu pada masa kepemimpinan Kanjen Sunan Gunung Jati pada tahun 1470, tari topeng ini juga sebagai media penyebaran agama islam. Hingga pada saat ini Tari topeng Cirebon bisa ternikmati oleh masyarakat luas, baik di Cirebon itu sendiri maupun dari luar Cirebon dan menjadi pertunjukan yang penuh makna dan filosofis, tarian ini biasa di iringi oleh gamelan.

Topeng Cirebon sendiri terbuat dari kayu yang cukup lunak dan mudah terbentuk namun tetap membutuhkan ketekunan, ketelitian yang tepat, serta membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam proses pembuatannya. Bahkan seorang pengrajin yang sudah ahli pun untuk membuat satu topeng membutuhkan waktu hingga berhari-hari.

Dalam pengaplikasiannya Topeng Cirebon yang paling pokok ada lima yang disebut juga Topeng Panca Wanda :

BANNER-728x90

Topeng Panji

Wajahnya yang putih bersih melambangkan kesucian bayi yang baru lahir. Jenis topeng yang penariannya pada awal pertunjukan, namun paling sulit. Gerak dan musiknya sangat berlawanan. Gerak yang banyak diam, statis dan monoton, namun musiknya yang cepat dan keras, membuat jenis topeng ini memiliki keistimewaan tersendiri. Banyak pesan moral dalam tarian ini yang menjurus kepada kehidupan sehari-hari, yang melambangkan kebahagiaan serta kesejahteraan.

Topeng Samba (Pamindo),

Menggambarkan anak-anak yang berwajah ceria, lucu, dan lincah, menunjukkan tanda keceriaan dan selalu hidup bahagia. Tarian yang centil, lucu, genit dan kekanak-kanakan menunjukkan kesegaran dan kebebasan berekspresi

Topeng Rumyang,

Wajahnya menggambarkan seorang remaja ini topeng menggambarkan ladak (lincah, genit), namun lebih lamban dari gerak yang melakukan tarian Topeng Pamindo,  menginterpretasikan fase remaja dalam kehidupan manusia, menunjukkan sisi labilnya dalam bentuk pengulangan beberapa gerakan

Topeng Patih (Tumenggung),

Menggambarkan orang dewasa yang berwajah tegas, berkepribadian, serta bertanggung jawab sebaga gambaran manusia yang sudah menemukan jati diri, bersikap dewasa, dan mapan

Topeng Kelana (Rahwana),

Menggambarkan seseorang yang sedang marah, yang bertabiat buruk, serakah, penuh amarah dan tidak bisa mengendalikan hawa nafsu, tertanda dengan warna merah dari kedoknya. Tariannya sangat bertenaga dan bersemangat, sehingga penonton lebih menyenanginya dari pada tari topeng lainnya.

Topeng Cirebon adalah gambaran sangat puitik tentang hadirnya alam semesta serta umat manusia, berbagai macam sifat manusia yang diciptakan oleh Tuhan tertuang dalam tarian ini. Bahkan sampai saat ini masih banyak yang sangat mensakralkan tarian ini, biasanya sebelum dimulainya tarian ini disempatkan terlebih dahulu menyiapkan sesaji yang ditujukan untuk para leluhur-leluhur. Biarkan budaya serta kepercayaan itu menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, saling menghargai dan saling menghormati adalah kunci akan terus lestarinya sebuah kebudayaan disuatu daerah.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait

Tulis Komentar