Club & Komunitas
Mengenal Sejarah Dan Era Dominasi Pembalap Formula 1
Mengenal Sejarah Dan Era Dominasi Pembalap Formula 1
Seri Formula 1 (GP F1) berakar dari seri Kejuaraan Balap Mobil Eropa dari Grand Prix mobil pada tahun 1920-an dan 1930-an. Formula 1 adalah formula yang baru yang kesepakatannya pada tahun 1946, dan secara resmi berlaku pada tanggal 1 Januari 1947.
Grand Prix yang pertama yang sesuai dengan peraturan baru adalah Grand Prix Turin 1946, yang mengantisipasi mulainya formula tersebut secara resmi. Sebelum Perang Dunia II, sejumlah organisasi balapan Grand Prix telah mengusulkan kejuaraan yang baru untuk menggantikan Kejuaraan Eropa yang sebelumnya.
Namun dengan alasan penundaan karena perang, kejuaraan dunia pembalap tidak diformalkan sampai dengan tahun 1946, yang berlaku secara efektif mulai pada tanggal 1 Januari 1947. Kejuaraan Dunia yang baru berlangsung untuk yang pertama kalinya pada tahun 1950.
Perlombaan kejuaraan dunia yang pertama berlangsung di Sirkuit Silverstone di negara Inggris pada tanggal 13 Mei 1950. Pembalap asal Italia, yaitu Giuseppe Farina, yang membalap untuk tim Alfa Romeo, berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap yang pertama, dengan mengalahkan rekan setimnya, yaitu pembalap asal Argentina Juan Manuel Fangio, dengan selisih tipis. Fangio kemudian berhasil memenangkan gelar kejuaraan dunia pembalap di musim 1951, 1954, 1955, 1956, dan 1957.
Keberhasilan ini menetapkan rekor gelar Kejuaraan Dunia Pembalap terbanyak kemenangannya, sebuah rekor yang bertahan selama 46 tahun, hingga Michael Schumacher berhasil memenangkan gelar kejuaraan dunia pembalap untuk yang keenam kalinya pada tahun 2003. Fangio kemudian menjadi legenda yang mendominasi tahun-tahun pertama kompetisi Formula Satu. Sebuah sirkuit biasanya memiliki sebuah bagian jalanan lurus tempat starting grid.
Pit lane tempat di mana pembalap berhenti untuk mengganti ban, penyesuaian aerodinamika, dan perbaikan-perbaikan kecil (misalnya pergantian hidung mobil akibat kerusakan sayap depan) selama balapan dan tempat tim bekerja sebelum balapan dimulai, umumnya berada di samping garis start. Tata letak masing-masing sirkuit berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
Umumnya memakai sirkuit yang menggunakan arah searah jarum jam. Sirkuit yang memakai arah berlawanan dengan arah jarum jam dapat menyebabkan masalah pada leher pembalap.
Sebagian besar sirkuit yang digunakan saat ini khusus dibuat untuk kompetisi F1. Sirkuit-sirkuit jalanan saat ini mencakup Monako, Melbourne, Singapura, Baku, Jeddah, Miami, dan Las Vegas. Meskipun Monako dianggap tidak memenuhi standar keselamatan yang diminta, namun kepopuleran dan sejarah balapan di sirkuit itu menjadikannya masih digunakan hingga sekarang. Nelson Piquet, juara dunia tiga kali, menggambarkan pengalamannya balapan di Monako sebagai “mengendarai sepeda di ruang tamu Anda”.
Sirkuit Formula Satu modern terdapat area kosong yang luas, jebakan kerikil, dan penghalang ban untuk mengurangi risiko dalam kecelakaan. Setelah tragedi kematian Ayrton Senna dan Roland Ratzenberger di Imola pada musim 1994, FIA memerintahkan beberapa perubahan pada sirkuit-sirkuit. Sebagai contoh, Sirkuit Internasional Bahrain, menambahkan itu pada musim 2004 oleh Hermann Tilke, menunjukkan kemajuan dalam desain sirkuit untuk meningkatkan keselamatan pembalap.
Meskipun beberapa sirkuit baru dalam ajang F1, Tilke terutama yang merancangnya, mengalami kritik karena kurang memiliki “aliran” klasik seperti Spa-Francorchamps dan Imola, desain ulang sirkuit Hockenheim di Jerman mempertimbangkan peningkatan keselamatan dan kapasitas tribun penonton. Meskipun ada yang tidak setuju dengan perubahan tersebut, sirkuit-sirkuit baru secara umum menganggap memenuhi standar keselamatan Formula Satu modern lebih baik daripada yang sebelumnya.
Era dominasi pembalap dalam Formula 1 merujuk pada periode waktu di mana seorang pembalap tertentu secara konsisten dan dominan memenangkan gelar juara dunia untuk beberapa musim berturut-turut. Beberapa pembalap telah menciptakan sejarah dengan dominasi mereka dalam beberapa tahun, mengukir namanya di dalam buku-buku sejarah F1. Berikut adalah beberapa era dominasi pembalap pada Formula 1 :
Juan Manuel Fangio (1954-1957) :
Pembalap Argentina ini memenangkan empat gelar juara dunia dalam enam musim. Mulai mendominasi bersama tim Maserati dan melanjutkan bersama Ferrari dan Mercedes. Kemampuannya dalam menghadapi berbagai perubahan teknologi dan tim membuatnya salah satu legenda F1.
Ayrton Senna (1988-1991):
Pembalap Brasil ini tiga kali menjadi juara dunia. Dominasinya bersama tim McLaren-Honda, mencatat 28 kemenangan dan tiga gelar dalam empat musim. Terkenal dengan gaya mengemudi agresif dan bakatnya di lintasan basah.
Michael Schumacher (2000-2004):
Schumacher meraih lima gelar juara dunia berturut-turut bersama tim Ferrari. Mengukir sejarah dengan total tujuh gelar juara dunia, rekor yang bertahan lama. Dominasi ini mencakup kemenangan secara konsisten dan pengaruh besar dalam pengembangan mobil.
Sebastian Vettel (2010-2013):
Pembalap Jerman ini meraih empat gelar juara dunia berturut-turut bersama tim Red Bull Racing. Dominasinya mencakup total 34 kemenangan dalam empat musim. Vettel menjadi salah satu pembalap termuda yang meraih empat gelar juara dunia.
Lewis Hamilton (2014-Sekarang):
Pembalap Inggris ini membangun dominasinya bersama tim Mercedes dalam era mesin hibrida. Hamilton telah meraih beberapa gelar juara dunia dan mencatat sejumlah rekor dalam karirnya. Kecepatan, konsistensi, dan kemampuan adaptasi terhadap peraturan teknis baru adalah faktor-faktor utama dalam dominasinya.
Meskipun era dominasi pembalap dapat mendapat berbagai kritik, hal ini juga mencerminkan tingkat keunggulan dan dominasi luar biasa dari para pembalap yang mencapainya. Seiring berjalannya waktu, persaingan di dunia Formula 1 terus berkembang, dan pembalap-pembalap baru muncul untuk menantang dominasi yang ada, menciptakan keberagaman dan ketegangan yang membuat F1 tetap menarik bagi penggemar balap mobil di seluruh dunia.